Polisitemia adalah penyakit kelainan pada darah, dimana penyakit ini disebabkan oleh produksi sel darah merah yang terlalu berlebih sehingga menyebabkan darah manuasi lebih kental. Akibatnya bisa penderita dapat merasa pusing, kesemutan, dan telinga berdenging. Akibat terparah bisa menyebabkan orang itu stroke, sakit jantung dan meninngal. Peyakit ini terbagi menjadi 2 kelompok yaitu polisitemia vera dan polisitemia skunder, polisitemia vera sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan apa penyebab pasti produksi sel darah merah itu tiba-tiba berlimpah. Sedangkan untuk polisitemia skunder biasanya disebabkan oleh perokok atau orang yang tinggal di daerah pegunungan. Selain dua faktor di atas polisitemia juga dapat disebabkan oleh faktor dehidrasi, dimana tubuh kekurangan cairan sehingga darah mengenta yang demikian dinamakan polisitemia relatif dapat diatasi dengan segera menyeimbangkan cairan dalam tubuh.
Adakah
kemungkin pada perokok pasif untuk menderita polisitemia?
Kemungkinan selalu ada,
tapi ditinjau dari seberapa sering atau seberapa intens seorang perokok pasif
ini dekat dengan perokok aktif. Jika terlalu sering dekat dengan perokok aktif
maka dapat dipastikan perokok pasif ini tadi menghirup asap rokok lebih banyak
maka dapat disimpulkan besar kemungkinan untuk menderita polisitemia. Tapi
apabila perokok pasif ini hanya sesekali saja atau tidak terlalu sering dekat
dengan perokok aktif maka kemungkinan itu kecil.
Kandungan
apa saja pada rokok yang menyebabkan orang menderita polisitemia?
Menurut analisa
kelompok kami jika di tinjau dari pengertian penyakit polisitemia itu sendiri
yaitu “suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel darah merah akibat
pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh sumsum tulang”. Maka bukan
kandungan dari rokok tersebut melaikan “asap rokok” dimana mnurut info yang
kami dapat menyatakan “asap rokok itu mengandung karbon monoksida. Karbon
monoksida adalah bahan kimia beracun yang biasanya ditemukan dalam asap buangan
mobil”. Hal inilah yang kemudian bisa menurunkan jumlah oksigen dalam darah
maka terjadilah kondisi hipoksia. Maka tubuh akan menyeimbangkan keadaan
kekurangan oksigen tersebut lalu memproduksi oksigen lebih banyak dengan
memproduksi sel darah merah lebih banyak dan otomatis darah akan lebih kental.
Faktor inilah yang menyebabkan seseorang menderita polisitemia.
Mengapa
orang yang tinggal dipegunungan berpeluang menderita polisitemia skunder?
Seperti yang telah kita
ketahui pada daerah dataran tinggi atau pegunungan kadar oksigen itu semakin
sedikit. Hal ini disebabkan karena tekanan udara di pegunungan lebih rendah.
Karena ada penurunan tekanan diakibatkan posisi gunung yang berada jauh lebih tinggi
dari dataran rendah. Dengan keadaan yang demikian maka tubuh yang kekurangan
oksigen tadi akan meminta suplai oksigen lebih banyak agar tidak terjadi
hipoksia. Di dalam tubuh yang banyak mengandung oksigen adalah sel darah merah.
Dengan banyaknya suplai sel darah merah ke dalam tubuh yang berfungsi untuk
meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh tadi, maka darah pun menjadi kental. Hal
inilah yang menyebabkan polisitemia skunder.
Siapa
saja yang dapat tekena penyakit polisitemia?
Polisitemia Vera (PV)
biasanya mengenai penderita saat berumur 40-60 tahun, walaupun kadang-kadang
(sebanyak 5%) ditemukan pada mereka yang berusia lebih muda; angka kejadian
untuk PV ialah 7: 1.000.000 penduduk dalam ssetahun. Penyakit ini didapatkan
dua kali lebih banyak pada wanita, dan dapat terjadi pada semua ras/bangsa.
Sedangkan untuk Polisitemia sekunder belum diketahui usia berapa yang dapat menderita polisitemia
skunder ini, dan menurut pemikiran kami tidak diketahuinya usia penderita
polisi temia skunder ini disebabkan oleh tergantung faktor eksternal yang
mempengaruhi si penderita, jika penderita sedari muda telah mengalami
faktor-faktor eksternal yang dapat memungkinkan timbulnya polisitemia skunder
tersebut maka dapat terjadi sedari muda dan sebaliknya.
Adakah
hubungan antara hipertensi dan polisitemia ?
Ada. Polisitemia ini
merupakan salah satu faktor terjadinya hipertensi dimana pembuluh darah sebagai
sarana transformasi menjadi penuh/sesak karena produksi sel darah yang
berlebihan. Ibarat jalan raya, arus lalu lintas tidak lancar. Sel-sel darah
terpaksa berjalan pelan, yang lebih berat lagi dapat meyebabkan macet.
Kemacetan tentu sering di jalan yang kecil, begitu juga darah sering macet/
menyumbat pembuluh darah kecil seperti di pembuluh darah jantung sehingga dapat
menimbulkan penyakit jantung koroner dan stroke.
Bagaimana
cara mengurangi sel darah merah yang berlebihan (kental) pada penderita
polisitemia ?
Terdapat beberapa cara
untuk mengurangi sel darah merah yang berlebihan pada penderita polisitemia,
yaitu :
·
Flebotomi, adalah terapi utama pada
polisitemia vera. Flebotomi mungkin satu-satunya bentuk pengobatan yang
diperlukan untuk banyak pasien, kadang-kadang selama bertahun-tahun dan
merupakan pengobatan yang dianjurkan. Pada flebotomi, sejumlah kecil darah
diambil setiap hari sampai nilai hematokrit (proporsi volume darah yang terdiri
dari sel darah merah) mulai menurun. Jika nilai hematokrit sudah mencapai
normal, maka darah diambil setiap beberapa bulan, sesuai dengan kebutuhan.
Untuk satu kali pengambilan darah, biasanya dikeluarkan kira-kira 300 cc. Jika
diperlukan, dapat diulangi lagi sesuai kebutuhan.Terapi ini sebenarnya hanya
bersifat menahan dan mengontrol eritrosit, sehingga pasien bisa terhindar dari
komplikasi penyakit artinya pasien harus "membuang darah" seumur
hidupnya.
·
Kemoterapi Hidroksiurea untuk menekan
produksi sel darah di sumsum tulang. Penggunaan golongan obat alkilasi sudah
banyak ditinggalkan atau tidak dianjurkan lagi karena efek leukemogenik dan
mielosupresi yang serius.
Berapa
lama tubuh mampu bertahan akibat polisitemia mulai dari yang paling ringan
sampai ke yang fatal?
Bahwa kelainan
polisitemia ini terbagi atas dua macam yaitu polisitemia sekunder, polisitemia
yang disebabkan oleh kondisi dimana sumsum tulang memproduksi sel darah merah
berlebih sebagai respon dari kurangnya kadar oksigen di dalam tubuh. Kekurangan
oksigen dapat disebabkan oleh penyakit paru kronik seperti Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (PPOK), penyakit ginjal, sindroma cushing, hemangioblastoma,
dan seseorang yang berada di ketinggian, perokok yang berlebihan. Namun
polisitemia sekunder ini dapat kembali normal asalkan penyebabnya diatasi
(ringan).
Polisitemia vera/primer
disebabkan kelainan genetic, kondisi ini dimana sumsum tulang memproduksi
terlalu banyak sel darah merah dan Tubuh tidak memiliki gen untuk menghentikan
pertumbuhan sel darah merah. Bisa jadi tubuh bahkan terus memerintahkan sel
darah merah untuk terus berkembang. Kasus polisitemia cukup banyak ditemukan di
Indonesia. Polisitemia vera bisa menyerang pria atau wanita dari usia 20-40
tahun dan resikonya, bisa mencetuskan penggumpalan darah dan kemudian memicu
penyumbatan pada jantung. Bisa juga berujung pada stroke dan masalah pada
paru-paru. meski jarang terjadi, polisitemia juga bisa mencetuskan kanker darah
atau leukimia Sayangnya belum ada cara yang dapat menyembuhkan pasien. Namun,
pasien harus diobati untuk memperbaiki kualitas hidup pasien. Jadi pasien dapat
kapan saja mengalami kematian (fatal).